Materi
Tentang Pengembangan Media Pembelajaran
Dalam tugas ini ada
beberapa yang dibahas dalam pengembangan media pembelajaran yaitu:
A.
Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget
(Suparno, 1997:34), skema
berkembang seturut dengan
perkembangan intelektual.
Piaget membedakan empat
taraf perkembangan kognitif
seseorang, yaitu: (1)
taraf sensori-motor, (2) taraf pra-operasional, (3) taraf operasional
konkret, dan
(4) taraf operasional
formal. Taraf sensori-motor
berkembang pada anak
sejak lahir sampai
sekitar umur 2 tahun. Pada taraf
ini, anak belum dapat berpikir dan
menggambarkan suatu
kejadian atau objek secara konseptual, meskipun perkembangan
kognitif sudah mulai
ada, yaitu dibentuknya skema/skemata. Pada taraf pra-operasional,
yang berkembang
pada umur 2-7
tahun, mulailah berkembang
kemampuan berbahasa
dan beberapa
bentuk pengungkapan. Pada
taraf ini, penalaran pralogika
juga mulai
berkembang. Pada
umur 7-11 tahun
yang disebut taraf
operasioanal konkret, anak
mengembangkan kemampuan
menggunakan pemikiran logis dalam berhadapan dengan
persoalan-persoalan konkret.
Pada taraf operasional
formal (11-15 tahun),
anak sudah
mengembangkan pemikiran
abstrak dan penalaran logis untuk berbagai persoalan. Pada
keempat taraf
perkembangan kognitif di atas, skema seseorang berkembang.
B.
Media Pembelajaran
Secara umum,
media dapat diartikan
sebagai apa saja
yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi ke
penerima informasi. Media
merupakan salah satu komponen
dalam proses komunikasi.
Komponen-komponen dimaksud adalah
sumber informasi, informasi, dan
penerima informasi, serta
komponen keempat adalah
media. Apabila salah satu dari keempat komponen ini tidak ada, maka
proses komunikasi tidak mungkin
terjadi. Dengan demikian,
media hanya akan
bermakna apabila ketiga komponen lainnya ada.
Pengertian media
pembelajaran tidak jauh
berbeda dengan pengertian
media dalam proses komunikasi.
Menurut Schramm (Prastati,
2001), media pembelajaran dapat diartikan sebagai
teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sedangkan menurut
Briggs (Prastati, 2001)
media pembelajaran diartikan sebagai
sarana untuk menyampaikan
isi/materipembelajaran.
Sarana dimaksud
dapat berupa perangkat
keras maupun perangkat
lunak. Sarana pembelajaran yang
berupa perangkat keras antara
lain adalah papan
tulis, penggaris, jangka, timbangan,
dan kartu permainan
bilangan. Sedangkan contoh
sarana yang dikategorikan sebagai
perangkat lunak antara lain adalah lembar kegiatan siswa (LKS), lembar tugas,
petunjuk permainan matematika, dan program-program komputer. Secara umum, media
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
dua bagian, yaitu
alat-alat produk teknologi yang
digunakan untuk menampilkan
pesan/informasi yang disebut perangkat keras (hardware) seperti
OHP, televisi, cassete recorder, dan program/pesan yang ditampilkan melalui
alat tersebut yang disebut perangkat lunak (software), seperti slide, film,
video cassete. Bletz (1971)
membagi media pembelajaran
menjadi tiga macam,
yaitu media yang dapat
didengar, media yang
dapat dilihat, dan
media yang dapat
bergerak. Dari ketiga macam
media pembelajaran tersebut
yang paling lengkap
adalah audio-visual gerak (ada
gambar, suara, dan
gerak). Sedangkan Schramm (1977)
membagi media menurut banyaknya
audiens yang dilayani sebagai berikut.
a. Media untuk audiens besar, seperti televisi,
radio, dan internet.
b. Media untuk audiens kecil, seperti film
suara, film bisu, video tape, slide, radio, audiotape, audiodisc, foto, papan
tulis, chart, dan OHP.
c. Media
untuk individu, seperti
media cetak (hand-out),
dan computer assisted instruction
(CAI)
Media pembelajaran
dapat berfungsi sebagai
alat bantu visual
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
berupa sarana yang
dapat memberikan pengalaman visual
kepada sumber informasi, penerima informasi
Menurut Basuki
Wibawa dan Farida
Mukti (1993: 8-9),
media pembelajaran dapat
difungsikan sebagai berikut.
1. Sebagai alat bantu mengajar (dependent media)
Efektivitas penggunaan
media tergantung cara
dan kemampuan guru
dalam menggunakan, misalnya gambar, dan transparansi.
2. Sebagai media belajar mandiri (independent
media) Media dirancang, dikembangkan,
dan diproduksi secara
sistematik, serta dapat menyalurkan
informasi secara terarah
untuk mencapai tujuan
tertentu, misalnya: radio, televisi,
film, dan video.
Keuntungan model ini
yaitu guru dapat memberikan
waktu banyak bagi
siswa yang benar-benar membutuhkan, siswa
menjadi aktif, siswa
dapat belajar sesuai kecepatan masing–masing
C.
Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan (1989:414). Dan lebih dijelaskan lagi dalam Kamus umum Bahasa
Indonesia karya WJS Poewadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan
menjadikan bertambah, berubah, sempurna (pikiran, pengetahuan, dan sebagainya)
(2002:473). Kegiatan pengembangan meliputi tahapan: perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi yang diikuti dengan kegiatan penyempurnaan sehingga diperoleh
bentuk yang dianggap memadahi.
1. Perencanaan
Media Pembelajaran
Apabila kita akan
membuat media pembelajaran, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan
persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat perencanaan, kita perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut (Arief S.Sadiman, 2005 :100)
: menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan kompetensi dan
indikator hasil belajar, merumuskan butir-butir materi secaa terperinci yang
mendukung tercapainya kompetensi, mengembangkan alat pengkur keberhasilan,
menulis naskah media, mengadakan tes dan revisi.
a. Analisis
Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Dalam poses
pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara
kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,
keterampilan, dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.
Untuk mengetahui
kemampuan, keterampilan, atau sikap yang diinginkan siswa, dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu:
1) Dengan
melihat tuntutan kebutuhan yang ada di masyarakat
2) Dengan
melihat apa yang dirumuskan dalam kurikulum
Untuk membuat media,
kita harus menentukan dengan pasti dan jelas siapa siswa kita. Bila kita telah
menemukan siswa yang menjadi sasaran media yang sedang kita susun, kita harus
meneliti karakteristik apa yang dimiliki oleh siswa kita itu.
Sebagai perancang media
kita harus dapat mengetahui pengtahuan atau keterampilan awal siswa. Suatu
media akan dianggap terlal mudah bagi sisa bila siswa tersebut telah
memilikisebagian besar pengetahuan/ keterampilan yang disajikan oleh media itu.
Dan sebaliknya, media akan dipandang sulit bagi siswa bila siswa belum
memilikipengetahan/ keterampilan prasyarat yang diperlukan siswa sebelum
menggunakan media itu. Pengetahuan prasyarat ialah pengetahuan/ keterampilan
yang harus telah dimiliki siswa sebelum menggunakan media itu.
b. Perumusan
Kompetensi dan Indikator Hasil Belajar
Kompetensi sering
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap nilai yang terwujud
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seorang peserta didik disebut kompeten
jika secara konsisten mampu nmenampilkan/ menunjukkan kemampuan yang spesifik
yang dapat diamati (Nassar, 2006:1). Dalam kurikulm berbasis kompetensi,
rumusan kompetensi berjejang dari:
1) Standar
Kompetensi
Yaitu kompetensi atau
kemampuan yang distandarkan untuk jenjang, kelas, dan semester tertentu.
2) Kompetensi
Dasar
Yaitu
kemampuan-kemampuan pokok yang membentuk kompetensi atau yang tercakup dalam
kompetensi yang distandarkan tesebut. Kompetensi dasar ini merupakan penjabaran
lebih rinci dari standar kompetensi.
3) Indikator
Merupakan penanda
pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oeh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pegetahuan, dan keterampilan. Dalam mengembangkan
indikator perlu mempertimbangkan:
(a) Tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
kompetensi dasar
(b) Karakteristik
mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah
(c) Potensi
dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah
Selain itu, indikator
harus dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja
operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal, yaitu
tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Indikator berfungsi sebagai berikut ( Dirjend Manajemen Dikdasmen Depdiknas, 2008:3-4)
:
1) Pedoman
dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan materi
pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang
dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,potensi,
dan kebutuhan peserta didik,sekolah,dan lingkungan.
2) Pedoman
dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Indikator dapat
memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kompetensi.
3) Pedoman
dalam mengembangkan bahan ajar
Pemilihan bahan ajar
yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi secara maksimal.
4) Pedoman
dalam merancang dan melaksanakan penilaian
Ancangan penilaian memeberikan
acuan dalam menentukan bentuk dan jenis nilai, serta pengembangan indikator
penilaian.
Perumusan indikator
dilakukan oleh guru atau pengembang media dengan mengacu kepada rumusan SKKD
yang ada.Mekanisne pengfembangan indikator ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut (Drijend Manajemen Dikdasmen Depdiknas, 2008: 5):
1) Menganalisis
tingkat kompetensi dalam standar kompetensi dan kompetensi Dasar (SKKD). Untuk
memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional.
2) Menganalisis
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah. Guru harus melakukan
kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran acuan mengembangkan
indikator. Pengembangan indikator juga memerlukan informasi karaktristik
peserta didik yang unik dan beragam. Pesera didik dengan karakteristik unik
visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang
sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proposional.
3) Menganalisis
kebutuhan dan potensi. Peserta didik dapat mendapatkan pendidikan sesuai dengan
potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah
dimasa akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi
sekolah yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan
indikator.
Guru atau pengembang
media perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut (Drijend Manajemen
Dikdasmen Depdiknas, 2008: 9):
1) Setiap
KD dikembangakn sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
2) Keseluruhan
indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam SK dan KD.
3) Indikator
yang dikembangkan harus menggambarkan hierarki kompetensi.
4) Rumusan
indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu : tingkat kompetensi dan
materi pembelajaran.
5) Indikator
harus dapat mengakomodasi karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan
kata kerja operasional yang sesuai.
6) Rumusan
indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c.. pengembangan materi
pelajaran
Jenis-jenis materi
pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1) Fakta
yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran.
2) Konsep
yaitu segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran.
3) Prinsip
yaitu berupa hal-hal utama,pokok, dan memiliki posisi terpenting.
4) Prosedur
merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu
aktivitas dan kronologi suatu system.
5) Sikap
atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap.
Prinsip-prinsip yang
dijadikan dasar dalam menemukan materi pembalajaran adalah kesesuaian
(relevansi), keajegan (konsistensi) dan kecukupan (adequacy).
Relevansi artinya
kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar
kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Konsistensi artinya keajegan. Jika
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi
yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Sedangkan Adequancy
artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.
Penentuan materi
pembelajaran dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan
materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek keutuhan
kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut
perlu ditentukan,karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah
afektif.
2) Identifikasi
jenis-jenis materi pembelajaran
Identifikasi dilakukan
berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan
aktivitas/ranah pembelajarannya.
Materi yang
dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya
dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang
akan dibelajarkan, maka guru mendapatkan ketepatan dalam metode
pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi,
metode, media dan sistem evaluasi yang berbeda-beda.
Berikut adalah
pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pelajaran’
a) Apakah
kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama obejek
simbol atau suatuperistiwa ?jika iya berarti materi yang harus diajarkan adalah
fakta.
b) Apakah
kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk
menyatakan suatu definisi, menulis ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokan objek sesuai dengan definisi? Jika iya maka materi yang harus
diajarkan adalah konsep.
c) Apakah
kopetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa berupa menjelaskan
atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut ? bila iya maka materi
yang diajarkan adalah prosedur.
d) Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan antara
beberapa konsep , atau menerapkan hubungan antara beberapa konsep? Jika ya
berarti materi yang harus digunakan adalah rinsip.
e) Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih membuat atau
membuat berdasarkan pertimbangan baik buruk, suka tidak suka indah tidak indah?
Jika ya maka materi yang di berikan adalah aspek sikap atau nilai.
d. Perumusan alat
pengukur keberhasilan
Perumusan alat pengukur keberhasilan bisa berupa tes yang dapat mengukur
tercapainya kopetensi dan indikator suatu pelajaran, alat pengukur keberhasilan
siswa ini perlu di rancang dan di kembangkan sebelum naskah program media di
tulis atau sebelum proses belajar mengajar terjadi. Alat ini dikembangkan
sesuai dengan kopetensi dan indikator yang di capai dan pokok-pokok materi yang
akan disajikan pada siswa.
e. Penulisan naskah
Dalam tahap ini materi
yang perlu diuraikan lanjut. Supaya dapat disampaikan maka perlu dituangkan
dalam tulisan atau gambar yang kan kita sebut naskah program media. Naskah ini
menuntun kita dalam membuat bahan membuat presentasi untuk media visual atau
merekam suara untuk media audio visual. Sebelum naskah ditulis kita harus
membuat tratmennya terlebih dahulu. Tratment adalah uraian bentuk esay yang
mengambarkan alur penyajian program kita. Media audio adalah sebuah media yang
hannya ,engandalakan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan,
media ini sangat efektif untuk mengembangkan daya imajinasi siswa. Media audio
meliputi radio , kaset , lab bahasa dll. Berikut beberapa petunjuk yang perlu
kita ikuti apabila kita menulis program audio:
a) Bahasa
Bahasa yang digunakan
dalam media audio adalah bahsa percakapan bukan bahasa tulis. Kalimat yang
digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal. Gunakan kalimat yang pendek Sedapat
mungkin hindari kata-kata yang sulit. Sesuaikan bahasa dengan bahasa yang
sehari-hari kita pakai
b) Musik dalam program
audio
Sesuai penjelasan
sebelumnya, program audio hanya mengandalkan bunyi dan suara saja. Agar
pendengar tidak bosan mendengar program kita dan program kita tidak terasa
kering, kita perlu menggunakan music dalam program kita. Fungsi music yang
utama dalam hal ini ialah menciptakan suasana. Karena itu, music perlu dipilih
dengan hati-hati. Bila program bersuasana gembira, misalnya diiringi oleh music
yang bersuasana sedih, tentu akan terasa sangat janggal.
D. Contoh Pengembangan Media Pembelajaran Pada Pembelajaran Matematika
Berikut diberikan
contoh pembelajaran matematika,
pada topik bilangan,
yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intuisi
anak, melalui permainan
tebak angka. Mintalah siswa
untuk memikirkan suatu
bilangan. Berikan pertanyaan-pertanyaan selidik
untuk menebak bilangan
yang dipikirkan anak
tersebut, seperti berikut ini.
Guru : Coba pikirkan
suatu bilangan.
Anal : ya (anak
memikirkan suatu bilangan)
Guru : Apakah bilangan
itu lebih besar dari 25?
Siswa : Tidak...
Guru : Apakah bilangan
itu terletak antara 10 dan 20?
Siswa : ya
Guru : Apakah bilangan
itu genap?
Siswa : ya
Dan seterusnya, hingga
guru dapat menebak bilangan yang dipikirkan anak. Setelah
guru dapat menebak
bilangan yang dipikirkan
oleh anak, selanjutnya siswa diminta untuk menebak suatu
bilangan yang dipikirkan guru dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan selidik serupa. Guru dapat
juga menggunakan media
pembelajaran, seperti gambar
berikut ini, untuk membelajarkan
matematika. Siswa diminta
untuk menjelaskan alasan jawabannya.
Untuk membelajarkan
konsep perkalian, kepada siswa dapat dihadirkan beberapa benda real
yang tersusun menurut
aturan tertentu, misalnya
satu ‘kotak’ teh
botol (berisi 24 botol) yang tersusun empat-empat.
Melalui aktivitas
diskusi kelompok, siswa diminta untuk
menghitung banyaknya gelas dalam kotak
tersebut. Kemungkinan besar
siswa akan menjawab
24, meskipun dengan cara-cara
yang mungkin berbeda.
Siswa diminta untuk
menjelaskan cara mereka menjawab.
Guru dapat menanyakan kepada siswa bagaimana cara menghitung gelas-gelas tersebut
dengan cepat (tanpa
menghitung satu-persatu). Beberapa kemungkinan jawaban siswa adalah:
·
Siswa
menghitung satu persatu
semua gelas yang
ada sehingga diperoleh
hasil Siswa memperhatikan pola susunan gelas dan menjawab sebagai
berikut. Karena ‘empatnya ada enam’,
maka banyaknya semuan
gelas adalah 4+4+4+4+4+4 yang sama dengan 24 atau karena
‘enamnya ada empat, maka banyaknya semua gelas adalah 6+6+6+6 yang sama dengan
24 juga.
·
Siswa langsung mengalikan: 6 x 4 = 24.
·
dan lain sebagainya.
Harrah's Cherokee Casino Resort reopening phases - JTHub
BalasHapusThe Harrah's 용인 출장샵 Cherokee Casino 강릉 출장안마 Resort in Cherokee, North Carolina has reopened after a 시흥 출장안마 15-day closure and 경기도 출장샵 is now open 계룡 출장샵 for in-person casino gaming and