KOTA
POST-MODERN
“ARSITEKTUR
POST-MODERN”
Awal
Kemunculan Post-Modern
Post-modern adalah
istilah untuk menyebut
suatu masa atau
zaman yang dipakai berbagai
disiplin untuk menguraikan bentuk budaya dari suatu titik pandang dan yang
berlawanan atau mengganti istilah modernisme. Kemunculan istilah post-modern
sudah dikenal pada pertengahan tahun 1970-an. Post-modern merupakan reaksi
(anti-thesis) dari modernisme (thesis) yang sudah berjalan pada saat itu. Dikarenakan
salah satu bentuk ungkapan bentuk fisik kebudayaan adalah seni, termasuk arsitektur. Maka, Post-modern lebih banyak
digunakan di kebudayaan. Kemungkinan
besar Post-Modern berkembang dikarenakan kejenuhan terhadap konsep fungsionalisme
yang terlalu mengacu kepada fungsi. Pemakaian elemen-elemen geometris sederhana
terlihat sebagai suatu bentuk yang tidak
fungsional tetapi lebih ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam komposisi ataupun
sebagai dekor.
Berdasarkan
referensi historis dan kemampuan untuk mengadaptasi terjadi pemulihan atau perbaikan dan kesinambungan, Post-modern
berusaha membangun lingkungan dan kembali
memperkuat cita rasa tempat-tempat khas tertentu. Ditandai dengan diledakkannya kompleks rumah susun Pruitt Igoe oleh Departemen of
Housing and Urban Development Amerika
Serikat (dimana bangunan tersebut pernah mendapat penghargaan Design Award dari American Institute
of Architects) dinyatakan bahwa
Arsitektur modern telah mati dan lahirlah arsitektur Post-modern.
Pencetus
lahirnya post modern adalah Charles
Jenks yang menyebutkan adanya tiga alasan yang mendasari timbulnya post
modernisme, yaitu:
1.
Kehidupan kita sudah berkembang dari
dunia serba terbatas ke desa-dunia (world village) yang tanpa batas.
Perkembangan ii disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru
manusia (instant electism).
2.
Canggihnya teknologi telah memungkinkan
dihasilkannya produk – produk yang bersifat pribadi (personalised
production),lebih dari sekedar produksi massal dan tiruan massal (mass
production and mass repetition) yang merupakan ciri khas dari modernisme.
3.
Adanya kecenderungan untuk kembali
kepada nilai – nilai tradisional (traditional values) atau daerah,sebuah
kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.
Dengan
demikian, arsitektur Post-modern adalah percampuran antara tradisional dengan
non-tradisional, gabungan setengah modern dengan setengah non-modern, perpaduan
antara lama dan baru. Arsitektur Post- modern mempunyai style yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka
ganda atau sering disebut sebagai double
coding. Munculnya dualisme atau double
– coding arsitektur sebenarnya lebih dikarenakan para arsitektur
post-modern ingin berkomunikasi lewat karya –karyanya.
Post-Modern
Pada
arsitektur post-modern,bahasa tidaklah selalu tetap melainkan berubah sehingga
manusia akan mempunyai persepsi lain tentang suatu bentuk elemen bangunan.
Demikian juga simbol bangunan akan berubah juga, misalnya bangunan kantor tidak
selamanya harus berkonstruksi rangka dengan kaca sebagi unsur utamanya atau
sebuah mesjid tidak harus berbentuk kubah. Pemahaman tentang bentuk arsitektur
sudah tidak didasarkan lagi pada pengalaman (historik) dan kebiasaan.
Ciri
– ciri bangunan yang sculptural
sangat menonjol karena dihiasi dengan ornamen – ornamen dari zaman Baroque dan
Renaissance. Budi Sukada (1988) menyebutkan ada sepuluh ciri Arsitektur Post-modern,
yaitu:
1. Mengandung unsur –
unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer
2. Membangkitkan
kembali kenagan historik
3. Berkonteks urban
4. Menerapkan kembali
teknik ornamentasi
5. Bersifat
representasional
6. Berwujud metaforik
(dapat berarti bentuk lain)
7. Dihasilkan dari
partisipasi
8. Mencerminkan
aspirasi umum
9. Bersifat plural
10. Bersifat ekletik
Aliran – aliran
arsitektur postmodern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan reaksi
terhadap lingkungannya. Charles Jenks mengelompokkan arsitektur postmodern
menjadi enam aliran,yaitu:
1. Historicism
Pemakaian elemen –
elemen klasik( misalnya Ionic, doric, corinthian) pada bangunan, yang
digabungkan dengan pola – pola modern.
Contoh hasil karya: Eero
Saarinen, Phillip Johnson, Kyonori Kikutake
2. Straight Revivalism
Pembangkitan kembali
langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental denganirama
komposisi yang berulang dan simetris.
Contoh hasil karya:
Aldo Rossi, Monta Mozuna, Mario Botta
3. Neo-Vernacularism
Menghidupkan kembali
suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola – pola
bangunanlokal.
Contoh hasil karya:
Darbourne & Darke
4. Contextualism
(Urbanist + Ad Hoc)
Memperhatikan lingkungan
dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi lingkungan yang serasi.
Aliran ini sering juga disebut dengan urbanism.
Contoh hasil karya:
Lucien Kroll, Leon Krier, James Strilling
5. Metaphor &
metaphisical
Mengekspresikan secara
eksplisit dan implisit ungkapan metafora dan metafisika (spritual) ke dalam
bentuk bangunan.
Contoh hasil karya:
Stanley Tigerman, Antonio Gaudi
6. Post modern Space
Memperihatkan
pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri.
Contoh hasi karya: Peter
Eisseman, Robert Stern
Contoh
Bangunan Post-Modern
Salah
satu contoh bangunan post-modern karya Eero
Saarinen dengan bangunan Bandara Internasional Dulles di Wangsinton DC.
Bandara Internasional Dulles ini salah satu bandar udara tersibuk bangsa karena
menangani lebih dari 23 juta penumpang per hari, terbang ke lebih dari 125
tujuan.
Terminal
Dulles memiliki dua lantai, yang pertama untuk berangkat penumpang, ticketing
dan konsesi, dan yang lainnya untuk penumpang tiba, klaim bagasi, dan
transportasi darat. Salah satu momen kunci inovasi di terminal ini adalah kerja
kendaraan transportasi baru yang dikenal sebagai lounge mobile, yang menyerupai
semacam bus mewah raksasa dan dibawa sampai sembilan puluh orang dari terminal
ke pesawat mereka. Dari jalan, penumpang yang berangkat melalui tiket ke
sisi landasan mana mereka akan menemukan pintu gerbang untuk membawa mereka ke
ruang mobile. Ini dimasukkannya lounge mobile menyebabkan pendekatan
revolusioner untuk gerakan bandara, yang memungkinkan desain Dulles untuk
membunuh dengan banyak gerbang yang paling berantakan terminal sebelumnya.
Dalam upaya untuk memungkinkan lebih banyak ruang antara bagian depan bangunan
dan counter tiket, terminal utama adalah ulang dan
penambahan yang dibuat untuk kedua ujungnya, menggandakan panjang struktur.
|

|
Sumber:
http://agus_dh.staff.gunadarma.ac.id/
Unsur+Komunikasi+dalam+Ars+Post-Modern.pdf
http://raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id/ BAGIAN+3.pdf
What the..?? mana penjelasan yang menceritakan bahwa bangunan bandara itu memang bergaya arsitektur post modern???
BalasHapus