Nama : Sri Hayati
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
(wirausahawan)
Tempat
Tinggal : Riau
Usaha : Jual pakaian
hingga roti unyil
Motto : Usaha tak sekedar
mencari keuntungan, tapi lebih
untuk persiapan masa depan
|
1.
Latar Belakang
Sri Hayati adalah seorang ibu rumah
tangga yang mempunyai dua orang anak yang bernama Faiz (16 thn) dan Haikal (9
thn). Suami beliau bekerja di sebuah perusahaan Chevron, Rumbai, Pekanbaru
sebagai karyawan yang memiliki penghasilan cukup lumayan. Wanita kelahiran Cirebon
ini mengikuti setiap langkah suaminya. Sebagai seorang karyawan suaminya
sewaktu – waktu bisa dipindahtugaskan. Ibu Sri juga selalu berkonsultasi dengan
ibuEuis, ibu kandungnya. Keseharian dari ibu Sri adalah mengurus anak dan
suami.
2.
Awal Karir
Ibu Sri merintis usaha dikarenakan
beliau pernah melihat seorang rekan kerja suaminya terbaring sakit dalam waktu
lama. Kejadian ini menyulitkan keluarga dikarenakan sangistri tidak bekerja.
Sri tidak mau bernasib sama sehingga beliau memutuskan untuk mandiri untuk bisa
berpenghasilan sendiri.
Usaha
yang dirintis Sri Hayati pertama kali adalah usaha pakaian. Bermula pada tahun
1996 beliau diboyong suami untuk tinggal di sebuah komplek perumahan Chevron,
Rumbai, tempat tinggal yang disediakan dari perusahaan. Beliau melihat peluang
usaha bermula dari jarak perumahan ke kota cukup jauh sekitar 30 menit. Beliau
berpikir dengan jarak yang cukup jauh ini dan juga dengan keberadaan di
Pekanbaru, mode pakaian kurang update.
Sri Hayati bekerjasama dengan ibunya.Beliau mengekspor pakaian
batikdanbusanamuslim dari Cirebon dan menjualnya ke ibu –ibu arisan yangada di
komplek. Usaha ini cukup laris dan menguntungkan sehingga beliau membuka toko
di rumahnya untuk mengembangkan pasarannya. Lokasi tempat yang strategis cukup
mendukung, lokasi toko yang dekat dengan sekolah membawa pelanggannya yang
kebanyakan ibu – ibu yang sedang mengantarkan anaknya. Usaha ini berjalan
sekitar 9 tahun dengan membawa keuntungan yang sangat banyak bagi beliau.
Pada
tahun 2006, Sri Hayati harus pidah rumah dikarenakan mereka telah memiliki
rumah pribadi. Mereka pindah di pusat kota. Sri melihat peluang untuk
melanjutkan usahanya sangat tipis dikarenakan lokasi yang kurang strategis.
Untuk itu beliau melirik usaha makanan.
Suatu
ketika beliau ikut suami keBogor. Kebetulan di sana lagi musim roti Unyil Venus. Beliau memiliki ide yang
cemerlang untuk berbisnis roti unyil saja di Pekanbaru. Melihat peluang emas di
depan mata, Sri memutuskan untuk mempelajari cara membuatnya. Beliau mulai
belajar membuat roti unyil dari buku resep. Beliau membidik pasaran di sebuah
supermarket Makro. Satu tempat etalase hanya perlu sewa Rp.500 ribu per bulan.
Modal
didapatkan dari suami, modal pertama sekitar 20 juta untuk membeli alat
termasuk oven, etalase, dan brosur promosi. Beliau menggunakan merek “
Favorite” untuk roti unyilnya. Beliau juga memiliki seorang karyawan pada
mulanya.
Juni
tahun 2007, usaharoti unyil diluncurkan. Tahap awal Sri membuat 1 kg tepung
bisa menghasilkan 250 buah. Ia membuat sembilan rasa diantaranya: stroberi,
pisang keju, dan cokelat. Ternyata usaha ini langsung diminati. Perharina Sri
membuat 500 buah roti. Berkembangnya usaha roti unyil membuat Sri menambah
karyawannya.
Tujh
bulan berjualan akhirnya Sri memutuskan pindah lokasi di garasi rumahnya.
Beliau juga membuat brosur kepindahannya. Sri melebarkan sayapnya untuk
menitipkan rotinya di swalayan.
Sebagai
awal strategi pemasaran yang baru, Sri mewadahi satu kotak kecil cantik berisi
roti unyil 7 buah yang dilengkapi no telepon dan juga alamat, kisaran harga
Rp.10.000,00. Sri juga mengembangkan untuk menjual brownies kukus. Upaya ini
dimulai dari dua swalayan saja.
Pada
tahun 2009. Sri memutuskan untuk mengikuti kursus memasak di Cirendeu. Ia mulai
belajar lagi. Ketika pulang ke Pekanbaru iapunmempraktikkan. Hasilnya banyak
yang berminat. Sri melakukan modifikasi pada usahanya, roti unyil dikemas pada
plastik untuk menghemat biaya, roti unyil ditempatkan pada keranjang rotan
kecil sedangkan brownies dikemas di kotak transparan. Dengan cara ini Sri
akhirnya mampu menembus enam swalayan di Pekanbaru. Omzetnya pun menanjak,
peminat bertambah dan usahanya maju pesat. Sampai beliau mempunyai pelanggan
tetap seorang dokter. Beliau tidak hanya menitipkan dagangannya, tetapi juga
menjualnya di sekitar komplek perumahannya. Brosurpun semakin dikembangkan.
Sampai
pada tahun ini beliau masih menggeluti usaha kecilnya dan ingin lebih
mengembangkannya lagi.
3.
Tips – tips Jitu dalam Berusaha Sri Hayati
·
Mental yang teguh, pantang menyerah, mind set pembelajar dan selalu ingin berkembang
merupakan modal yang paling kuat yang dimiliki oleh Bu Sri
·
Memulai dan mengembangkan usaha tidak
dalam tekanan ekonomi sehingga mengurangi beban mental pemilik usaha dan dapat
lebih berani dalam langkah memajukan usaha.
·
Tidak kekurangan dalam modal
·
Produk memenuhi syarat selera pasar,
belum banyak pesaingdi sekitarnya. Memiliki kemasan yang ekonomis dan menarik
·
Sudah sadar akan pentingnya “ Brand” atau merek untuk kemajuan usaha
ke depannya.
·
Melakukan strategi pemasaran yang tetap
·
Luwes dan fleksibel dalam memasarkan
produk
·
Inovatif dan kuat dalam positioning “unyil” sehingga membuat
pelanggan mengingat mereknya.
Ismono,
Henry. 2010. 9 Laskar Pejuang Wanita
Wirausaha. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar