Selasa, 16 Juli 2013

Resume Biografi Kewirausahaan

Nama                           : Sri Hayati
Umur                           : 35 tahun
Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga (wirausahawan)
Tempat Tinggal           : Riau
Usaha                          : Jual pakaian hingga roti unyil
Motto                          : Usaha tak sekedar mencari keuntungan, tapi lebih
                                      untuk persiapan masa depan


1. Latar Belakang
            Sri Hayati adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua orang anak yang bernama Faiz (16 thn) dan Haikal (9 thn). Suami beliau bekerja di sebuah perusahaan Chevron, Rumbai, Pekanbaru sebagai karyawan yang memiliki penghasilan cukup lumayan. Wanita kelahiran Cirebon ini mengikuti setiap langkah suaminya. Sebagai seorang karyawan suaminya sewaktu – waktu bisa dipindahtugaskan. Ibu Sri juga selalu berkonsultasi dengan ibuEuis, ibu kandungnya. Keseharian dari ibu Sri adalah mengurus anak dan suami.
2. Awal Karir
            Ibu Sri merintis usaha dikarenakan beliau pernah melihat seorang rekan kerja suaminya terbaring sakit dalam waktu lama. Kejadian ini menyulitkan keluarga dikarenakan sangistri tidak bekerja. Sri tidak mau bernasib sama sehingga beliau memutuskan untuk mandiri untuk bisa berpenghasilan sendiri.
Usaha yang dirintis Sri Hayati pertama kali adalah usaha pakaian. Bermula pada tahun 1996 beliau diboyong suami untuk tinggal di sebuah komplek perumahan Chevron, Rumbai, tempat tinggal yang disediakan dari perusahaan. Beliau melihat peluang usaha bermula dari jarak perumahan ke kota cukup jauh sekitar 30 menit. Beliau berpikir dengan jarak yang cukup jauh ini dan juga dengan keberadaan di Pekanbaru, mode pakaian kurang update. Sri Hayati bekerjasama dengan ibunya.Beliau mengekspor pakaian batikdanbusanamuslim dari Cirebon dan menjualnya ke ibu –ibu arisan yangada di komplek. Usaha ini cukup laris dan menguntungkan sehingga beliau membuka toko di rumahnya untuk mengembangkan pasarannya. Lokasi tempat yang strategis cukup mendukung, lokasi toko yang dekat dengan sekolah membawa pelanggannya yang kebanyakan ibu – ibu yang sedang mengantarkan anaknya. Usaha ini berjalan sekitar 9 tahun dengan membawa keuntungan yang sangat banyak bagi beliau.
Pada tahun 2006, Sri Hayati harus pidah rumah dikarenakan mereka telah memiliki rumah pribadi. Mereka pindah di pusat kota. Sri melihat peluang untuk melanjutkan usahanya sangat tipis dikarenakan lokasi yang kurang strategis. Untuk itu beliau melirik usaha makanan.
Suatu ketika beliau ikut suami keBogor. Kebetulan di sana lagi musim roti Unyil Venus. Beliau memiliki ide yang cemerlang untuk berbisnis roti unyil saja di Pekanbaru. Melihat peluang emas di depan mata, Sri memutuskan untuk mempelajari cara membuatnya. Beliau mulai belajar membuat roti unyil dari buku resep. Beliau membidik pasaran di sebuah supermarket Makro. Satu tempat etalase hanya perlu sewa Rp.500 ribu per bulan.
Modal didapatkan dari suami, modal pertama sekitar 20 juta untuk membeli alat termasuk oven, etalase, dan brosur promosi. Beliau menggunakan merek “ Favorite” untuk roti unyilnya. Beliau juga memiliki seorang karyawan pada mulanya.
Juni tahun 2007, usaharoti unyil diluncurkan. Tahap awal Sri membuat 1 kg tepung bisa menghasilkan 250 buah. Ia membuat sembilan rasa diantaranya: stroberi, pisang keju, dan cokelat. Ternyata usaha ini langsung diminati. Perharina Sri membuat 500 buah roti. Berkembangnya usaha roti unyil membuat Sri menambah karyawannya.
Tujh bulan berjualan akhirnya Sri memutuskan pindah lokasi di garasi rumahnya. Beliau juga membuat brosur kepindahannya. Sri melebarkan sayapnya untuk menitipkan rotinya di swalayan.
Sebagai awal strategi pemasaran yang baru, Sri mewadahi satu kotak kecil cantik berisi roti unyil 7 buah yang dilengkapi no telepon dan juga alamat, kisaran harga Rp.10.000,00. Sri juga mengembangkan untuk menjual brownies kukus. Upaya ini dimulai dari dua swalayan saja.
Pada tahun 2009. Sri memutuskan untuk mengikuti kursus memasak di Cirendeu. Ia mulai belajar lagi. Ketika pulang ke Pekanbaru iapunmempraktikkan. Hasilnya banyak yang berminat. Sri melakukan modifikasi pada usahanya, roti unyil dikemas pada plastik untuk menghemat biaya, roti unyil ditempatkan pada keranjang rotan kecil sedangkan brownies dikemas di kotak transparan. Dengan cara ini Sri akhirnya mampu menembus enam swalayan di Pekanbaru. Omzetnya pun menanjak, peminat bertambah dan usahanya maju pesat. Sampai beliau mempunyai pelanggan tetap seorang dokter. Beliau tidak hanya menitipkan dagangannya, tetapi juga menjualnya di sekitar komplek perumahannya. Brosurpun semakin dikembangkan.
Sampai pada tahun ini beliau masih menggeluti usaha kecilnya dan ingin lebih mengembangkannya lagi.
3. Tips – tips Jitu dalam Berusaha Sri Hayati
·         Mental yang teguh, pantang menyerah, mind set pembelajar dan selalu ingin berkembang merupakan modal yang paling kuat yang dimiliki oleh Bu Sri
·         Memulai dan mengembangkan usaha tidak dalam tekanan ekonomi sehingga mengurangi beban mental pemilik usaha dan dapat lebih berani dalam langkah memajukan usaha.
·         Tidak kekurangan dalam modal
·         Produk memenuhi syarat selera pasar, belum banyak pesaingdi sekitarnya. Memiliki kemasan yang ekonomis dan menarik
·         Sudah sadar akan pentingnya “ Brand” atau merek untuk kemajuan usaha ke depannya.
·         Melakukan strategi pemasaran yang tetap
·         Luwes dan fleksibel dalam memasarkan produk
·         Inovatif dan kuat dalam positioning “unyil” sehingga membuat pelanggan mengingat mereknya.

Ismono, Henry. 2010. 9 Laskar Pejuang Wanita Wirausaha. Jakarta: Elex Media Komputindo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar