Rabu, 24 Juli 2013

KOTA POST-MODERN

“ARSITEKTUR POST-MODERN”

Awal Kemunculan Post-Modern

Post-modern  adalah  istilah  untuk  menyebut  suatu  masa  atau  zaman  yang dipakai berbagai disiplin untuk menguraikan bentuk budaya dari suatu titik pandang dan yang berlawanan atau mengganti istilah modernisme. Kemunculan istilah post-modern sudah dikenal pada pertengahan tahun 1970-an. Post-modern merupakan reaksi (anti-thesis) dari modernisme (thesis) yang sudah berjalan pada saat itu. Dikarenakan salah satu bentuk ungkapan bentuk fisik kebudayaan adalah  seni, termasuk  arsitektur. Maka, Post-modern lebih banyak digunakan di kebudayaan. Kemungkinan  besar Post-Modern berkembang dikarenakan kejenuhan terhadap konsep fungsionalisme yang terlalu mengacu kepada fungsi. Pemakaian elemen-elemen geometris sederhana terlihat  sebagai suatu bentuk yang tidak fungsional tetapi lebih ditonjolkan sebagai unsur  penambah keselarasan dalam komposisi ataupun sebagai dekor.
Berdasarkan referensi historis dan kemampuan untuk mengadaptasi terjadi  pemulihan atau perbaikan dan kesinambungan, Post-modern berusaha membangun  lingkungan dan kembali memperkuat cita rasa tempat-tempat khas tertentu. Ditandai  dengan diledakkannya kompleks rumah susun Pruitt Igoe oleh Departemen of Housing  and Urban Development Amerika Serikat (dimana bangunan tersebut pernah mendapat  penghargaan Design Award dari American Institute of Architects) dinyatakan bahwa  Arsitektur modern telah mati dan lahirlah arsitektur Post-modern. 
Pencetus lahirnya post modern adalah Charles Jenks yang menyebutkan adanya tiga alasan yang mendasari timbulnya post modernisme, yaitu:
1.      Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia (world village) yang tanpa batas. Perkembangan ii disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia (instant electism).
2.      Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk – produk yang bersifat pribadi (personalised production),lebih dari sekedar produksi massal dan tiruan massal (mass production and mass repetition) yang merupakan ciri khas dari modernisme.
3.      Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai – nilai tradisional (traditional values) atau daerah,sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.
Dengan demikian, arsitektur Post-modern adalah percampuran antara tradisional dengan non-tradisional, gabungan setengah modern dengan setengah non-modern, perpaduan antara lama dan baru. Arsitektur Post- modern mempunyai style yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut sebagai double coding. Munculnya dualisme atau double – coding arsitektur sebenarnya lebih dikarenakan para arsitektur post-modern ingin berkomunikasi lewat karya –karyanya.

Post-Modern

Pada arsitektur post-modern,bahasa tidaklah selalu tetap melainkan berubah sehingga manusia akan mempunyai persepsi lain tentang suatu bentuk elemen bangunan. Demikian juga simbol bangunan akan berubah juga, misalnya bangunan kantor tidak selamanya harus berkonstruksi rangka dengan kaca sebagi unsur utamanya atau sebuah mesjid tidak harus berbentuk kubah. Pemahaman tentang bentuk arsitektur sudah tidak didasarkan lagi pada pengalaman (historik) dan kebiasaan.
Ciri – ciri bangunan yang sculptural sangat menonjol karena dihiasi dengan ornamen – ornamen dari zaman Baroque dan Renaissance. Budi Sukada (1988) menyebutkan ada sepuluh ciri Arsitektur Post-modern, yaitu:
1. Mengandung unsur – unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer
2. Membangkitkan kembali kenagan historik
3. Berkonteks urban
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi
5. Bersifat representasional
6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain)
7. Dihasilkan dari partisipasi
8. Mencerminkan aspirasi umum
9. Bersifat plural
10. Bersifat ekletik
Aliran – aliran arsitektur postmodern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya. Charles Jenks mengelompokkan arsitektur postmodern menjadi enam aliran,yaitu:
1. Historicism
Pemakaian elemen – elemen klasik( misalnya Ionic, doric, corinthian) pada bangunan, yang digabungkan dengan pola – pola modern.
Contoh hasil karya: Eero Saarinen, Phillip Johnson, Kyonori Kikutake
2. Straight Revivalism
Pembangkitan kembali langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental denganirama komposisi yang berulang dan simetris.
Contoh hasil karya: Aldo Rossi, Monta Mozuna, Mario Botta
3. Neo-Vernacularism
Menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola – pola bangunanlokal.
Contoh hasil karya: Darbourne & Darke
4. Contextualism (Urbanist + Ad Hoc)
Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi lingkungan yang serasi. Aliran ini sering juga disebut dengan urbanism.
Contoh hasil karya: Lucien Kroll, Leon Krier, James Strilling
5. Metaphor & metaphisical
Mengekspresikan secara eksplisit dan implisit ungkapan metafora dan metafisika (spritual) ke dalam bentuk bangunan.
Contoh hasil karya: Stanley Tigerman, Antonio Gaudi
6. Post modern Space
Memperihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri.
Contoh hasi karya: Peter Eisseman, Robert Stern

Contoh Bangunan Post-Modern 
   
Salah satu contoh bangunan post-modern karya Eero Saarinen dengan bangunan Bandara Internasional Dulles di Wangsinton DC. Bandara Internasional Dulles ini salah satu bandar udara tersibuk bangsa karena menangani lebih dari 23 juta penumpang per hari, terbang ke lebih dari 125 tujuan.
Terminal Dulles memiliki dua lantai, yang pertama untuk berangkat penumpang, ticketing dan konsesi, dan yang lainnya untuk penumpang tiba, klaim bagasi, dan transportasi darat. Salah satu momen kunci inovasi di terminal ini adalah kerja kendaraan transportasi baru yang dikenal sebagai lounge mobile, yang menyerupai semacam bus mewah raksasa dan dibawa sampai sembilan puluh orang dari terminal ke pesawat mereka. Dari jalan, penumpang yang berangkat melalui tiket ke sisi landasan mana mereka akan menemukan pintu gerbang untuk membawa mereka ke ruang mobile. Ini dimasukkannya lounge mobile menyebabkan pendekatan revolusioner untuk gerakan bandara, yang memungkinkan desain Dulles untuk membunuh dengan banyak gerbang yang paling berantakan terminal sebelumnya. Dalam upaya untuk memungkinkan lebih banyak ruang antara bagian depan bangunan dan counter tiket, terminal utama adalah ulang dan penambahan yang dibuat untuk kedua ujungnya, menggandakan panjang struktur.



 

















Arsitek Finlandia Eero Saarinen dipekerjakan sebagai arsitek dari terminal utama, bekerja sama dengan perusahaan teknik sipil Ammann dan Whitney, yang merupakan kontraktor utama. Saarinen dipilih karena kemampuannya untuk memberikan keindahan anggun, mirip dengan sifat penerbangan. Ketika dihadapkan dengan tantangan untuk merancang pintu masuk terminal, ia harus membuat pintu masuk diartikulasikan untuk berdiri menentang struktur modern dan berulang. Dia juga memiliki tantangan khas menyediakan akses anggun ke gedung, dihadapi oleh mobil masuk dan selanjutnya diakses dengan berjalan kaki.


Gbr. Eero Saarinen

  


Sumber:
http://agus_dh.staff.gunadarma.ac.id/ Unsur+Komunikasi+dalam+Ars+Post-Modern.pdf
http://raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id/ BAGIAN+3.pdf

1 komentar:

  1. What the..?? mana penjelasan yang menceritakan bahwa bangunan bandara itu memang bergaya arsitektur post modern???

    BalasHapus